Rabu, 11 April 2012

sharing experience "pentingnya kekuatan pikiran dalam berkomunikasi"

Pelatihan kali ini,keyna ada info yg kita bisa share bersama.seperti kata orang ayo kita saling berbagi ilmu.
Dari pelatihan ini saya dapat ilmu banyak tentang pentingnya kekuatan pikiran dalam berkomunikasi,bahwa pikiran mempunyai pengaruh dalam aktivitas dan komunikasi. Setiap hari kadang kita sadari banyak juga kita dengar/dapat energi negatif dari teman atau orang2x disekeliling kita baik berupa keluh kesah,rasa bete yang kesemuanya merupakan energi negatif.dari sana kitapun pengen tahu apa sih energi negatif? Energi negatif ternyata adalah segala sesuatu yang membuat diri kita tidak nyaman sehingga dapat menghambat kesuksesan kita,misalnya : malas,capek,ngantuk,kesal kena macet,anak nangis ketika berangkat,lupa bawa dompet,dsb...ternyata semua berawal dari pikiran=mindset=paradigma. Pernah juga kita dengar tentang mind power :
» Pikiran anda akan menjadi kata-kata
» Kata-kata anda akan menjadi tindakan
» Tindakan anda akan menjadi kebiasaan
» Kebiasaan anda akan menjadi karakter
» Karakter anda akan menentukan nasib anda.
Jadi,ternyata semua berawal dari pikiran,dimana pola pikir negatif dapat mempermasalahkan masalah,menimbulkan hambatan untuk melakukan tindakan,bergantung terhadap faktor luar. Sedangkan pola pikir positif merupakan pikiran sebagai awal kemajuan,memunculkan energi untuk bertindak,menciptakan cara kreatif dan berorientasi pada tindakan diri sendiri.
Berpikir positif memiliki efek yang sangat bagus dimana pikiran anda menjadi sangat nyata,seluruh fungsi tubuh merespon pikiran anda sehingga kesuksesan merupakan hasil dari apa yang anda pikirkanm
Hidup cuma sekali...!!!
Berhati-hatilah menggunakan PIKIRAN Anda.
Pikiran anda sangat powerful. Upayakan agar berpengaruh positif kepada KARAKTER dan KESEHARIAN anda.

Insipirasi dr Mr. Sutjipto Slamet

Selasa, 31 Mei 2011

virus-virus.....

INFLUENZA
Virus influenza merupakan virus RNA untai tunggal, berbentuk sterik dengan diameter 80-120 nm. Nukleokapsid tersebut dilapisi oleh selubung yang terdiri dari lipid berlapis dua dan dua glikoprotein permukaan yaitu hemaglutinin dan neuraminidase. Penyakit influenza dapat didiagnose dengan cara identifikasi virus dan pemeriksaan serologik. Identifikasi virus dilakukan dengan inokulasi spesimen pada embrio ayam yang berumur 9 hari, kemudian dilanjutkan dengan uji hemaglutinasi eritrosit ayam. Secara serologik penyakit ini dapat didiagnose berdasarkan kenaikan titer antibodi terhadap salah satu antigen yang terdapat pada virus ini adalah matriks (M antigen), nukleoprotein (NP antigen) dan neuramidase (NA). berdasarkan antigen ini dikenal 3 genera virus yaitu tipe A, B dan C. sebagian besar anggota familia Orthomixoviridae adalah virus influenza yang dapat diisolasi dari manusia, binatang misalnya burung, babi, dan kuda. Struktur virus influenza terdiri dari :
1. Virion dikelilingi oleh selubung luar yang merupakan lapisan lipid dua lapis.
2. Glikoprotein yang menempel pada virion, terdiri dari hemaglutinin (80%) dan neurominidase (20%).
3. Protein matrix (M) merupakan lapisan sebelah dalam selubung virus.
4. Genom virus terdiri dari 8 segmen RNA untai tunggal (hanya pada virus influenza tipe A dan B, pada tipe C hanya terdapat 7segmen).
Ada tiga jenis virus influenza yang termasuk dalam Orthomyxovirus yaitu influenza A, B dan C.
Beberapa gejala klinis yang ditimbulkan oleh infeksi virus influenza
Gejala Virus Influenza Selesma (Common Cold)
Sakit Kepala Merupakan gejala utama Kadang-kadang
Demam Suhu tinggi Jarang
Nyeri Otot Sering Ringan
Badan Lemah Merupakan gejala utama Ringan
Kelelahan parah Terjadi pada permulaan sakit dan merupakan gejala utama Tidak pernah
Hidung tersumbat Kadang-kadang Sering
Bersin Kadang-kadang Sering
Sakit tenggorokan Kadang-kadang Sering
Batuk, dada terasa sesak Bisa menjadi parah Ringan
Komplikasi Bronkitis, penumonia, bisa membahayakan jiwa, sindrom Reye Infeksi telinga

RABIES
Virus rabies termasuk dalam famili Rhabdoviridae bersifat patogen bagi manusia. Virus rabies berbentuk bulat panjang dengan ukuran sekitar 60 nm x 180 nm. Virus ini terdiri dari ribonukleokapsid yang melindungi asam nukleat yang terdiri dari RNA untai tunggal dengan berat molekul 3.5 x 106. Virus memiliki selubung luar yang terdiri dari dua lapisan lipid dan tonjolan-tonjolan glikoprotein seperti paku yang panjangnya 10nm.
Virus rabies dapat hidup pada berbagai macam tuan rumah termasuk manusia, binatang berdarah panas. Virus tersebar pada sistem saraf, air liur, urin, limfe, susu dan darah. Penularan pada manusia melalui gigitan hewan yang mengandung rabies. Masa inkubasi antara 1 minggu sampai 1 tahun tergantung lokasi gigitan. Virus rabies berkembang biak mulai dari tempat gigitan sampai saraf pusat sepanjang neuron dan infeksi virus rabies hanya terbatas pada sel-sel saraf. Pada sel saraf membentuk badan Negri dalam sitoplasma sel saraf. Untuk pemeriksaan mikroskopis dengan mikroskop cahaya digunakan bahan otak binatang untuk melihat badan negri di dakam sitoplasma sel saraf. Otak hanya mengandung sel saraf sebesar 10% yang 90% diisi oleh sel glial (neuroglial).
Gejala Rabies pada Anjing
Gejala rabies pada anjing perlu diketahui untuk mewaspadai kemungkinan penularannya pada manusia. Anjing yang menderita rabies bias menunjukkan 2 jenis gejala yaitu :
1. Furious rabies (gelisah)
2. Dumb rabies (pendiam)
Rabies pada anjing masa inkubasinya 20-60 hari. Furious rabies lebih sering terjadi daripada dumb rabies dan lebih banyak menimbulkan penularan pada binatang lainnya. Pada furious rabies anjing tampak sangat gelisah, menjadi galak dan menggigit apa-apa yang ada di dekatnya. Kemudian, timbul kelumpuhan pada otot menelannya. Sehingga lidahnya menjulur dan air ludahnya berceceran dimana-mana. Air ludah tersebut sangat berbahaya bagi penularan. Di samping itu terjadi kelumpuhan pada pita suaranya sehingga suaranyapun berubah. Biasanya anjing ini mati dalam 7-10 hari. Pada dumb rabies, anjing menjadi pendiam, sering kali bersembunyi dan mengatuk. Timbul kelumpuhan pada otot menelannya diikuti kelumpuhan umum. Biasanya anjing ini mati dalam 1-3 hari.
Patogenesis
Virus rabies masuk ke dalam tubuh melalui gigitan binatang yang mengandung virus rabies. Virus kemungkinan bisa langsung masuk ke sistem saraf perifer atau berkembang biak terlebih dahulu pada otot, kemudian virion masuk ke dalam sistem saraf tepi. Replikasi virus terus berlangsung pada sistem saraf mulai dari saraf sensoris, ganglion dorsal, medula spinalis, kemudian menuju ke sraf pusat. Infeksi terjadi pada batang otak, medula spinalis, otak kecil dan bagian otak lainnya dan pada akhirnya menyebar ke beberapa organ tubuh antara lain mata, kelenjar liur, kulit dan organ lainnya. Masa inkubasi penyakit tergantung pada erjalanan virus dari tempat luka sampai ke otak. Pada gigitan di kaki masa inkubasi sekitar 60 hari, pada gigitam di tangan kira-kira 40 hari dan pada gigita di kepala masa inkubasinya sekitar 30 hari. Masa inkubasi pada anak-anak lebih singkat daripada orang dewasa.
Gejala Penyakit pada Manusia
Masa inkubasinya bervariasi antara 2 minggu-7 bulan bergantung pada parahnya luka gigitan dan letak gigitan. Makin parah dan makin dekat ke kepala luka gigitannya, akan semakin pendek masa inkubasinya. Gejalanya berupa demam, sakit kepala, anorexia, gelisah, kadang-kadang penderita sangat murung (depresif). Luka gigitan terasa gatal dan panas sepert terbakar, kemudian penderita menjadi sangat gelisah dan gugup. Otot menelannya menjadi lumpuh dan terasa sakit bila menelan. Keadaan ini kan menyebabkan gejala hydrophobia (takut air), karena sakit menelan air ludah penderita akan berceceran keluar dari mulutnya yang berbahaya untuk penularan karena mengandung virus rabies.
Penderita hamper 100% meninggal. Bila ada yang berhasil sembuh, biasanya dengan sisa berupa kelumpuhan, kepandaian menurun ataupun gejala neurologis lainnya. Louis Pasteur (1883) berhasil membuat vaksin Rabies untuk usaha pengobatan, tetapi hanya berhasil bila gejala rabiesnya belum muncul. Caranya dengan menyuntikkan virus rabies, yang sudah dilemahkan dengan jalan pengeringan, sebanyak 14 kali, tiap hari berturut-turut, secara subcutan, pada kulit perut sekitar pusar (umbilicus). Virus yang disuntikkan secara bertahap semakin hari semakin pendek waktu pengeringannya. Pemberian vaksin ini dapat disertai dengan pemberian serum antirabies.
Vaksin Pasteur adalah vaksin hidup yang terdiri atas virus rabies yang sudah dilemahkan dengan jalan pengeringan dan dibuat dari virus rabies yang ditanam pada sumsum tulang belakang kelinci. Tahun 1990 dr. Lo Liew Goen di Bio Farma Bandung, telah berhasil membuat vaksin rabies dari virus yang ditanam pada otak kera yang disebut vaccine karbol methiolat. Vaksin ini lebih stabil bila disimpan di lemari es bisa tahan 8 bulan. Karena kestabilan vaksin ini, maka sejak tahun 1952 pengobatan rabies sudah dapat didesentralisasi pasien tidak perlu dibawa ke Bandung.
Gejala klinik
Gejala infeksi virus rabies pada manusia terdiri dari 5 tahap yaitu inkubasi, prodrom, gangguan neurologi akut, koma dan kematian. Masa inkubasi umumnya berkisar antara 30-90 hari, tetapi dapat bervariasi antara 5 hari sampai 2 tahun setelah gigitan pertama. Gejala klinik mulai muncul selama periode prodormal, yang seringkali gejalanya tidak spesifik misalnya demam, malaise dan lesu atau disertai dengan gangguan pernafasan, batuk dan sesak nafas. Disamping itu terjadi gangguan pada gastraointestinal berupa anoreksia, mual, muntah, sakit kepala, vertigo, gelisah, gugup, insomnia, mimpi buruk, forofobia, peningkatan libido dan depresi, yang menandakan terjadinya gangguan jiwadan ensefalitis. Adanya rasa sakit pada tempat gigitan binatang dan gejala-gejala tersebut diatas menandakan bahwa penderita mengalami infeksi yang disebabkan oleh virus rabies. Terjadinya gangguan neurologik akut ditandai oleh adanya gejala gangguan sistem saraf pusat antara lain kejang, hiperventilasi, hipersalivasi, nafas tidak teratur, paralisis dan koma. Kematian penderita umumnya terjadi akibat gagal pernafasan akibat komplikasi penyakit.
Diagnosis Laboratorium
Deteksi antigen rabies, antibodi dan Rna virus atau isolasi virus rabies dapat menegakkan diagnosis infeksi rabies. Berbagai spesimen klinik penderita antara lain darah, serum, saliva, urin, air mata jaringan biopsi kulit dan cairan serebrospinal dapat digunakan untuk mendeteksi keberadaan antigen atau antibodi terhadap rabies. Salah satu tes yang spesifik untuk menentukan adanya antigen rabies adalah uji imunifluoresensi langsung pada jaringan biopsi kulit, cairan serebrospinal dan jaringan biopsi otak. Kenaikan titer antibodi dalam serum dan adanya antibodi netralisasi terhadap rabies dalam cairan serebrospinal memperkuat diagnosis infeksi virus rabies. Bila penderita mati, maka virus rabies dapat ditemukan di dalam sistem saraf pusat atau sel otak dengan menggunakan imunofluoresensi atau dengan cara mendeteksi RNA virus menggunakan RT-PCR (reverse transcription-polymerase chain reaction).
Pemeriksaan lainnya yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan histologi untuk menemukan adanya badan inklusi (badan negri) intra sitoplasma asidofilik di dalam sel saraf pusat. Cara ini merupakan cara yang sangat spesifik dan untuk uji konfirmasi infeksi virus rabies. Sekitar 50-80% penderita yang terinfeksi dapat ditemukan badan negri dalam spesimen kliniknya. Isolasi virus rabies juga bisa dilakukan dengan membiakkan dalam biakan sel otak mencit atau kultur jaringan lainnya. Secara patologik dapat ditemukan badan inklusi negri. Badan inklusi dapat dilihat di bawah mikroskop setelah diwarnai dengan pewarnaan Giensa, Seller, Mann dan dengan teknik fluoresensi antibodi.
Penatalaksanaan tindakan pengobatan infeksi virus rabies dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. Terhadap penderita yang digigit anjing terutama yang tersangka mengandung virus rabies luka bekas gigitan dicuci bersih dengan sabun dan air selama 5-10 menit dan dicuci dengan alkohol 70% atau dengan cairan antiseptik (zephiran). Dapat juga diberikan antibiotika dan serum anti tetanus.
2. Diberikan suntikan vaksin rabies pada hari pertama, hari ke 7 dan hari ke 28 setelah gigitan. Dapat juga diberikan terapi inteferon, riboflavin atau antiviral lainnya.
3. Bila gigitan dekat kepala atau daerah tengkuk selain diberikan imuniasasi aktif juga dapat diberikan munisasi pasif dengan Human Rabies Immune Globulin (HRIG) atau antibodi monoklonal. Kombinasi serum hiperimun dengan vaksin rabies seringkali memberikan perlindungan yang lebih baik. Pemberian interferon dan obat antiviral dapat juga diberikan untuk mencegah keparahan penyakit.



HEPATITIS
Virus ini menyebabkan penyakit hepatitis. Dikenal 2 macam hepatitis yaitu Hepatitis infectiosa (viral hepatitis A) dan Hepatitis serum (viral hepatitis B).
Hepatitis Infectiosa
Disebabkan oleh virus hepatitis A. masa inkubasinya 15-40 hari. Penularan melalui mekanan dan minuman dapat juga melalui jarum suntik bekas dipakai menyuntik penderita hepatitis infectiosa. Virusnya keluar bersama feces penderita. Sering menimbulkan wabah (epidemi) terutama di daerah dimana dipergunakan persediaan air rumah tangga yang buruk, misalnya dari air kali atau serokan.
Gejala Penyakitnya
Demam yang tidak begitu tinggi, sakit kepala, lesu (malaise), nausea, anorexia, muntah-muntah, dan nyeri perut bagian kanan atas (daerah nyeri). Ada yang disertai obstipasi, ada pula yang disertai diarrhea. Feces biasanya berwarna lempung, kemudian muncul icterus (kuning) mula-mula pada sclera mata lalu ke seluruh kulit. Pada penyakit yang berat (tipe pulminant) sering menimbulkan kematian. Angka kematiannya sangat rendah (0,2%). Kekebalan setelah menderita infeksi tersebut tidak efektif sehingga sering terjadi infeksi ulangan.
Hepatitis Serum
Disebabkan oleh virus Hepatitis B, dengan masa inkubasi 45-60 hari. Penularan hanya secara parenteral melalui suntikan atau transfusi darah bisa juga menular melalui hubungan kelamin. Sering terjadi wabah setelah vaksinasi kalau digunakan jarum suntik secara bersama dan sterilisasinya tidak baik. Gejala penyakit sama dengan hepatitis infectiosa. Sebagian kecil dari kasus serum hepatitis berkembang menjadi Cirrhosis hepatitis atau hepatocellular carcinoma primer.
Bahan untuk Pemeriksaan Laboratorium
Sampel yang dikirim ke laboratorium berupa feces, urina dan darah. Dilakukan pemeriksaan untuk isolasi virusnya, test serologis dan kimiawi untuk diagnosa penyakitnya. Dilakukan pemeriksaan untuk isolasi virusnya, test serologis dan kimiawi untuk diagnosa penyakitnya.
Pencegahan
Pencegahan hepatitis infectiosa dengan jalan menghindari kontak dengan penderita, menjaga kebersihan makanan dan minuman, peningkatan hygiene pribadi dan sanitasi lingkungan terutama perbaikan persediaan air untuk keperluan rumah tangga. Pencegahan hepatitis serum terutama adalah tanggung jawab tenaga medis dan paramedis dalam penggunaan alat suntik atau infus/transfusi secara steril. Pencegahan dengan vaksinasi dilakukan terhadap viral hepatitis A maupun hepatitis B.
I. Hepatitis A
Virus hepatitis adalah virus yang dapat menyebabkan infeksi pada hati. Sampai saat ini telah dikenal beberapa jenis virus hepatitis yaitu hepatitis A, hepatitis B, hepatitis C, hepatitis D, hepatitis E dan virus hepatitis G.
- Hepatitis akut merupakan infeksi sistemik pada hati yang berlangsung cepat setelah terjadi paparan virus.
- Virus hepatitis A, dapat menyebabkan penyakit infeksi pada hati. Meskipun infeksi yang ditimbulkan tidak separah penyakit hepatitis lain, hepatitis A menyebabkan inflamasi yang dapat mempengaruhi fungsi hati.
- Cara penularan virus hepatitis A (HVA) yaitu melalui salauran pencernaan. Umumnya HAV disebarkan secara fekal-oral dari manusia ke manusia dengan menggunakan benda atau alat makan yang sudah terkontaminasi oleh HAV atau melalui makanan dan minuman yang telah terkontaminasi oleh fases yang terinfeksi. Oleh karena itu, HVA mudah menyebar di daerah dengan sanitasi buruk dan kebersihan pribadi yang tidak diperhatikan. HAV tidak ditularkan oleh Ibu yang positif hepatitis A kepada janin yang dikandungnya karena IgG dihasilkan oleh sistem imun ibu ditransfer melalui plasenta ke janin.
- Gejala klinik infeksi HAV terdiri dari 3 stadium yaitu :
1. Stadium prodromal dimulai setelah masa inkubasi selesai. Disebut juga praikterus karena ikterus belum muncul. Berlangsung selama 3-12 hari dengan gejala kelelahan, malaise, mialgia, gejala-gejala infeksi saluran napas atas, anoreksia, mual, muntah, rasa sakit di perut kanan atas dan demam.
2. Stadium ikterus. Biasanya dimulai 10 hari setelah gejala awal timbul. Berlangsung selama 2-3 minggu atau lebih. Kadar bilirubin mulai meningkat dan mulai terjadi jaundice. Gejala lainnya adalah urin gelap, pembesaran dan nyeri hati, splenomegali, gatal-gatal pada kulit.
3. Stadium pemulihan. Terjadi kira-kira 4-15 minggu setelah terpapar HAV. Gejala akan mereda, nafsu makan penderita akan kembali normal. Hati penderita umumnya sembuh total tanpa ada kerusakan serius.
- Diagnosis laboratorium untuk hepatitis A dilakukan terutama untuk mengetahui kadar bilirubin dalam darah. Pada penderita terjadi peningkatan kadar bilirubin yang mencapai 20x nilai normal. Pengamatan perubahan warna urin menjadi lebih gelap. Identifikasi HAV dilakukan pada spesimen klinik berupa darah dan feses. Pemeriksaan antibodi IgM anti HAV dalam darah dilakukan secara serologi.
II. Virus Hepatitis B
Virus hepatitis B termasuk dalam famili Hepadnaviridae.
- Siklus hidup HBV
Virus masuk tubuh hospes dan setelah melewati sistem imun virus masuk menuju ke sel hati. Setelah mencapi sel hati, virus segera menempel pada permukaan membran sel hati dan kemudian virus masuk ke dalam sitoplasma sel. Partikel inti HBV kemudian melepaskan DNA viral ke dalam nukleus sel hati. Setelah berada di dalam nukleus dengan memanfaatkan perangkat genetik seh hospes terjadi replikasi DNA viral, transkripsi mRNA dan produksi protein viral yaitu protein HBs, protein HBc, DNAp, protein Hbe, protein HBx serta protein dan enzim lainnya. Setelah itu terjadi proses morfogenesis dan pembentukan virion HBV baru yang infektif yang dapat menyebar dan menginfeksi sel hati di sekitarnya.
- Cara penularan HBV
HBV terdapat dalam cairan tubuh termasuk saliva, fese, urine, air mani dan cairan vagina. Virus hepatitis B dapat ditularkan melalui transfusi darah, hubungan seks dan penggunaan alat suntuk bersama pada pecandu narkoba. Wanita hamil dengan hepatitis B juga dapat menularkan virusnya kepada bayi yang dikandungnya.
- Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya infeksi hepatitis B
1. Faktor hospes
Umur, jenis kelamin, kebiasaan hidup, pekerjaan.
2. Faktor perbedaan antigen virus
Virus hepatitis B terdiri atas 3 jenis antigen utama yakni HbsAg, HbcAg dan HbeAg.
3. Faktor lingkungan
Faktor lingkungan yang mempengaruhi perkembangan hepatitis B antara lain adalah lingkungan dengan sanitasi buruk.



III. PEMERIKSAAN HBs Ag

Virus merupakan penyebab utama hepatitis, dan diantara virus yang terpenting adalah virus hepatitis A dan hepatitis B. Hepatitis yang disebabkan oleh virus selain hepatitis A dan B hepatitis non A non B (NANB). Yang termasuk NANB adalah hepatitis C dan beberapa jenis virus lain dapat menyebabkan hepatitis yaitu virus delta, EBV, CMV. Ditemukannya antigen maupun antibodi memberikan petunjuk adanya infeksi atau status infeksi sehingga disebut seromarker hepatitis. Banyak cara laboratorium dikembangkan untuk mendeteksi virus penyebab infeksi, tetapi penetapan petanda serologik merupakan cara yang paling mudah dan selain untuk menunjang diagnose juga dapat dipakai untuk menentukan status infeksi.
Tabel. 1 Tatanama dan definisi hepatitis B
HBV Virus hepatitis B penyebab etiologik hepatitis serum (inkubasi panjang) suatu hepadnavirus
HBsAg Antigen permukaan hepatitis B. Sejumlah besar ditemukan dalam serum. Sudah dikenal beberapa subtipe
HbeAg Antigen e hepatitis B. Antigen yang dapat larut. Dihubungkan dengan replikasi HBV, dengan titer yang tinggi pada serum, dan dengan infektivitas serum.
HbcAg Antigen inti hepatitis B, tidak ada tes yang dipakai secara rutin
Anti HBs Antibodi terhadap HbsAg, menunjukkan adanya infeksi HBV dimasa lalu dan imunitas terhadap HBV, adanya antibodi pasif dari HBIg atau respon imun dari vaksin HBV
Anti Hbe Antibodi terhadap HbeAg, keberadaannya di dalam serum pembawa HbsAg menunjukkan rendahnya titer HBV
Anti HBc Antibodi terhadap HbcAg menunjukkan pernah adanya infeksi di masa lalu
IgM Anti HBc Antibodi kelas IgM terhadap HbcAg menunjukkan adanya infeksi baru dari HBV positif selama 4-6 bulan setelah infeksi

Tabel 2. Pola hasil pemeriksaan antigen dan antibodi HBV pada status hepatitis B
HBsAg Anti-HBc
IgM Anti-HBc
IgG Anti-HBs Status Hepatitis B
Negatif Negatif Negatif Negatif Tidak pernah terinfeksi (dianjurkan untuk imunisasi)
Positif Positif Positif Negatif Terinfeksi, kemungkinan dalam enam bulan terakhir dan masih aktif
Negatif Positif Positif Negatif Terinfeksi, kemungkinan dalam enam bulan terakhir dan dalam proses pemulihan
Negatif Negatif Positif Positif Terinfeksi, kemungkinan terjadi lebih dari enam bulan yang lalu dapat dikendalikan oleh sistem kekebalan tubuh.
Negatif Negatif Negatif Positif Pernah divaksinasi dengan vaksin HBV dan berhasil memberikan kekebalan
Positif Negatif Positif Negatif Infeksi HBV kronis

METODE : Reserve Passive Hemaglutination Test (RPHA)
PRINSIP : antibodi spesifik (IgG) yang dilekatkan pada permukaan carrier (eritrosit) akan diaglutinasi jika di dalam serum terdapat hepatitis B antigen.
REAGENSIA :
1. Absorbing diluent : untuk penipisan serum dan untuk melarutkan sensitized cells dan control cells
2. Antibody sensitized cells : larutkan dengan jumlah tertentu absorbing diluent 30 menit sebelum digunakan.
3. Control cells : larutkan dalam sejumlah tertentu absorbing diluent sebelum digunakan.
4. Reaktive control serum : suatu penipisan 1:10 dari serum positif HbsAg
5. Absorbent tablet
ALAT-ALAT :
1. U mikroplate
2. Droper Pipet 0,25 ml
3. Mikrodiluter 0,025 ml
4. Mikromixer
Cara Kualitatif :
1. Dengan 0,025 ml droper pipet teteskan 4 tetes absorbing diluent dalam lubang pertama, dan 1 tetes dalam lubang 2 dan 3.
2. Lubang 1 ditambah serum 0,025 ml campur dan encerkan sampai lubang 3 dengan mikrodiluter.
3. Tambah 0,025 ml control cells pada lubang 2 dan 0,025 ml sensitized cell dalam lubang 3. Penipisan dalam lubang 2 adalah 1:20 dan lubang 3 adalah 1:40
4. Kocoklah plate di atas mikromixer selama menit
5. Ditutup dengan plate lain, diamkan dalam suhu kamar selama 1 jam
6. Bacalah hasilnya :
+ ----------------------- aglutinasi
- --------------------- tidak aglutinasi

Cara Kuantitatif :
1. Dengan 0,025 ml droper pipet teteskan 1 tetes absorbing diluent ke lubang 1 s/d 8
2. Isilah 0,025 ml serum dari lubang pertama kualitatif ke dalam lubang pertama kuantitatif dan buat penipisan sampai lubang delapan
3. Lubang 1 tambah 0,025 ml control cell dan lubang ke dua sampai delapan dengan sensitized cells
4. Campur di atas mikromixer 1 menit, diamkan dalam suhu kamar selama 1 jam
5. Baca adanya aglutinasi
6. Titer dari serum adalah penipisan tertinggi yang masih memberikan aglutinasi.

Cara Absorbsi :
1. Sebuah absorbent tablet ditambah dengan 0,5 ml absorbing diluent campur dalam tabung reaksi kecil, kocok keras sampai tablet larut.
2. Tambah dengan 0,05 ml serum, campur diamkan suhu kamar 30 menit
3. Putar dengan kecepatan 3000 rpm selama 10 menit, pisahkan supernatan (1:10)
4. Pipet supernatant 0,025 ml masukkan dalam lubang pertama dari plate
5. 0,05 ml supernatant ke dalam lubang dua, sedang lubang ketiga s/d delapan dengan 0,025 ml adsorbing diluent
6. Kerjakan penipisan dari lubang kedua
7. Lubang pertama ditabah 0,025 ml control cell dan lubang kedua s/d delapan dengan sensitized cells
8. Campur dengan mikromixer 1 menit
9. Tutup plat dengan plat lain diamkan suhu kamar 1 jam
10. Baca adanya aglutinasi



VIRUS DENGUE

Sifat virus
Ukurannya 17-25 milimikron. Virus dengue terdapat di dalam darah penderita ketika penderita demam.
Penyakit yang ditimbulkannya
Pada manusia menimbulkan penyakit dengue (demam berdarah). Penyakitnya ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti, Aedes albopictus. Masa inkubasi 5-8 hari. Gejala penyakitnya berupa demam tinggi (40° C), sakit kepala, punggung, otot-otot dan bola mata, anorexia, nausea, muntah dan sakit di daerah perut terutama daerah epigastrum. Ruam di kulit biasanya terjadi pada hari ketiga atau kelima, terutama pada derah dada, perut, kaki dan lengan. Walaupun virus dengue dapat menyerang setiap jenis sel tubuh, tetapi mempunyai predileksi (kecenderungan) menyerang sel-sel parenchym organ dan sel endothelial kapiler, sehingga salah satu gejalanya adalah pendarahan. Pada penyakit yang berat (demam dengan berdarah) terjadi perdarahan di kulit (petechiae), di hidung (epistaxis), pada tractus gastrointestinalis, ginjal dan jantung. Angka kematian 5-10% setelah sembuh dari penyakitnya, penderita akan kebal sehingga infeksi ulangan jarang terjadi.
Bahan yang dikirim ke laboratorium
Sample adalah darah penderita untuk diperiksa secara test serologis. Isolasi virus sukar dilaksanakan.
Pencegahan
Menghindari gigitan nyamuk dan pemberantasan nyamuk.
Virus dengue ini dapat menyebabkan demam dengue dan demam berdarah dengue (DBD) atau Dengue Hemorrhagic fever (DHF). 4 serotipe virus dengue yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4. Morfologi virus dengue berbentuk sterik dengan diameter sekitar 50 nm, memiliki selubung yang berperan penting pada perlekatan virus dengan sel hospes, pada reaksi hemaglutinasi dan rekasi netralisasi. Virus utama DBD adalah Aedes Aegypti. Manusia tertular virus dengue melalui gigitan nyamuk.
Demam berdarah memiliki karakteristik yang spesifik yaitu demam menyerupai bentuk pelana. Setelah masa ikbuasi 5-8 hari muncul demam tinggi disertai rasa sakit pada otot dan sendi. Setelah 2-3 hari demam akan turun sementara namun setelah 1-2 hari akan terjadi kenaikan suhu tubuh dengan cepat dan disertai bintik merah pada kulit.
Pada dasarnya manifestasi penyakit yang ditimbulkan oleh virus dengue terdiri dari :
1. Bentuk abortif, penderita tidak merasakan gejala dan sembuh setelah terinfeksi virus dengue.
2. Dengue klasik. Penderita mengalami demam tinggi selama 4-7 hari, nyeri pada tulang diikuti dengan munculnya bintik-bintik perdarahan di bawah kulit.
3. Demam berdarah dengue gejalanya sama dengan dengue klasik ditambah dengan perdarahan di hidung, mulut, anus dan organ lainnya.
4. Demam berdarah dengue disertai renjatan, dimana gejalanya sama dengan DBD disertai dengan renjatan yang dapat menyebabkan kematian.
Berdasarkan tingkat keparahan penyakit DBD, WHO menggolongan penyakit DBD terdiri dari :
1. Derajat pertama. Penyakit ditandai dengan demam yang tidak spesifik. Manifestasi perdarahan hanya dapat dibuktikan dengan tes terniquet atau mudah memar.
2. Derajat kedua. Gejala yang ada pada derajat pertama ditambah dengan perdarahan spontan. Perdarahan terjadi pada kulit dan di tempat lainnya.
3. Derajat ketiga. Kegagalan sirkulasi yang ditandai dengan denyut nadi yang lema, hipotensi, hipotermia, kulit lembab dan gelisah.
4. Derajat keempat. Syok berat dengan denyut nadi yang tidak teraba dan tekanan darah yang tidak dapat diperiksa.
Diagnosis demam berdarah dapat dilakukan dengan metode pemeriksaan laboratorium untuk mendeteksi antibodi dan partikel virus dengue yang dapat dilakuakn yaitu :
1. Uji serologi meliputi uji hambatan hemaglutinasi, uji fiksasi komplemen, uji netralisasi, uji IgM untuk mendeteksi kasus infeksi baru dan ELISA.
2. Deteksi antigen viral dengan metode PCR dan cara fluoresensi imunoglobulin.
3. Isolasi dan identifikasi virus dengan cara pembiakan virus pada bayi mencit, kultur sel manusia, kultur sel nyamuk C6/36 yang berasal dari Aedes albopictus dan inokulasi langsung pada nyamuk.

Variola (Smallpox, cacar)

Ukuran virus variola 200-400 milimikron. Virus ini relatif tahan terhadap pengeringan.
Terdapat pada tractus respiratorius bagian atas dan lesi kulit pada penderita. Keropeng yang berasal dari penderita mengandung virus variola yang tahan hidup untuk waktu yang cukup lama 1 tahun. Virus tersebut berada di udara, berasal dari pakaian, tempat tidur penderita, dan keropeng (crusta) dan dari hawa napas si penderita.
Penyakit yang Ditimbulkannya
Menimbulkan penyakit variola (smallpox=cacar). Masa inkubasi 7-16 hari biasanya 12 hari. Variola merupakan penyakit akut, yang sangat menular dengan gejala penyakit yang berat. Angka kematian ± 25-40%.
Cara penularan melalui kontak langsung atau virus masuk bersama udara yang dihirup ke paru-paru. Gejala penyakit mula-mula berupa sakit kepala, nausea, muntah, demam yang tinggi disertai menggigit, serta nyeri punggung dan anggota gerak. Pada anak-anak sering disertai kejang-kejang kemudian timbul kelainan pada kulit secara beruntun, yaitu sebagai berikut :
1) Exanthem (erythem) yaitu ruam kemerahan pada kulit seperti bekas gigitan nyamuk
2) Macula yaitu bercak-bercak kemerahan yang lebih besar daripada exanthem.
3) Papula yaitu bercak kemerahan disertai penonjolan dari permukaan kulit.
4) Vesicula, yaitu papula yang berisi cairan jernih
5) Pustula, yaitu vesicula yang bernanah
6) Crusta (keropeng) terjadi karena nanahnya mengering kemudian mengelupas dan meninggalkan bekas yang tidak hilang seumur hidup yang disebut bopeng.
Kelaianan kulit mulai dari exanthem sampai dengan crusta berlangsung selama 9-14 hari. Bagian tubuh yang terutama terkena adalah muka, lengan dan kaki sedangkan agak jarang adalah pada perut, dada atau punggung.
Berdasarkan tingginya angka kematian, disebut
- Variola minor angka kematiannya ± 1%
- Variola mayor angka kematiannya 25-40%
Salah satu bentuk dari variola mayor dimana terdapat banyak perdarahan disebut variola haemorrhagia, angka kematiannya 80%. Variola termasuk dalam undang-undang karantina. Walaupun dunia dinyatakan bebas variola sejak 1979, tetapi tetap harus diwaspadai munculnya kembali penyakit ini atau penyakit serupa yang disebabkan oleh virus serumpun variola. Indonesia dinyatakan bebas dari cacar sejak tahun 1974.
Bahan Pemeriksaan untuk Laboratorium
Sampel diambil dari lesi kulit (papula sampai dengan vesicula) dan darah. Pemeriksaan dengan melihat langsung dengan mikroskop setelah dilakukan pewarnaan khusus untuk menemukan adanya Guanieri bodi pada cytoplasma sel epithel. Pemeriksaan serologis dan perbenihan pada selaput khorioalantois telur ayam berembrio.
Pencegahan
Dengan vaksinasi dan tindakan karantina.

Varicella (Chickenpox, cacar air)
Varicella, terutama menyerang anak-anak
Masa inkubasi 14-21 hari. Berbeda dengan variola, varicella merupakan penyakit yang ringan. Kelainan kulit pada varicella terutama mengenai badan dari kejadian macula, papula, vesicula, pustula atau crusta tidak terjadi secara bersamaan (multiple crop) sedangkan pada variola bersamaan (single crop). Lesi kulit pada varicella tidak meninggalkan bekas (tidak bopeng). Mantan penderita akan kebal seumur hidup. Penularan melalui droplet infectiion. Pencegahan dilakukan dengan menghindari penularan dan vaksinasi vaksin varicella terdiri atas virus hidup yang sudah dilemahkan.
Virus herpes DNA disebarkan melalui droplet atau kontak langsung dengan lesi kulit. Sangat menular dan biasanya mengenai anak-anak. Satu serangan biasanya menyebabkan kekebalan terapi tetapi reativasi terjadi dan menyebabkan herpes zoster (penyakit ruam syaraf). Masa inkubasi 14-21 hari. Dapat diseminata pada pejamu yang tidak mempunyai kekebalan.
Gambaran klinis : demam ringan, ruam karakteristik pada tubuh, menyebar ke wajah dan ekstremitas (mula-mula makula-emudian papula, lentikular dan akhirnya pustula). Ruam tampak berkelompok. Investigasi : diagnosis klinik, peningkatan titer antibodi. Komplikasi : infeksi kulit sekunder, pneumonia (meninggalkan jaringan kalsifikasi pada foto toraks, glomerulonefritis proliferatif, demielinisasi, ensefalitis).
Penatalaksanaan : varisela: simtomatik. Bila terjadi infeksi kulit sekunder dipakai klorheksidin topikal. Augmentin per oral (1 tablet setiap 8 jam atau flukoksasilin 500 mg setiap 6 jam mungkin diperlukan). Imunoglobulin antivarisela manusia dapat diberikan pada orang yang tidak mempunyai kekebalan.

AIDS (acquired immune deficiency syndrome)
Acquired immune deficiency syndrome (AIDS) adalah penyakit yang disebabkan oleh Human Immonodeficiency Virus (HIV) atau virus HTLV-III (Human Lymphotropic Virus Type III). Penyakitnya menular melalui hubungan kelamin dengan penderita AIDS tranfusi darah atau produk darah yang terkontaminasi. Penggunaan jarum suntik secara bersama pada pengguna narkoba atau jarum tattoo dan dari ibu yang menderita AIDS kepada bayi yang dikandungnya. Sebagian besar penderita (75%) adalah pria homoseksual, sisanya adalah pria biseksual dan heteroseksual (pria dan wanita). Masa inkubasi antara 6 bulan sampai 2 tahun bahkan bisa 10 tahun.
Selama masa inkubasi, dimana orang yang terinfeksi virus ini tampak sehat. Ia bisa menularkan penyakitnya, yang sangat berbahaya bagi penyebaran penyakitnya. Gejala penyakit timbul karena system kekebalan (immune system) penderita menjadi menurun drastis. Bibit penyakit yang dalam keadaan biasa tidak berbahaya, misalnya flora normal atau mikroba oportunis dapat menimbulkan infeksi yang sangat berat. Infeksi sekunder dapat terjadi oleh bakteri, virus, jamur atau protozoa. Gejala penyakit berupa demam, kelelahan, lesu, penurunan berat badan, diarrhea kronis, gangguan pernapasan dan tumor (neoplasma). Biasanya penderita meninggal dalam 3 tahun setelah gejalanya muncul. Sampai saat ini belum ditemukan obat terhadap AIDS.
Bahan Pemeriksaan untuk Laboratorium
Sampel yang dikirim untuk pemeriksaan laboratorium adalah darah yang digunakan untuk test serologis dan isolasi virusnya.


Pencegahan
Pencegahan dilakukan dengan menghindari penularan dari penderita AIDS. Sampai saat ini belum ditemukan vaksin untuk AIDS. Karena itu disarankan untuk melakukan hubungan sex yang aman, yaitu hanya melakukan hubungan sex secara setia dengan pasangannya saja (suami-istri) dan penggunaan kondom. Vaksin terhadap AIDS sedang dalam penelitian.

Selasa, 08 Maret 2011

FLUORIDE dalam pasta gigi, Amankah untuk anak?

Kemaren ada tmn yg bertanya ttg fluoride, aman atau tidak sebenarnya untuk gigi...mungkin sedikit info ini dapat membantu..cekidot my friends...

FLUORIDE dalam Pasta gigi, amankah untuk anak ?



Gigi merupakan bagian tubuh manusia yang mempunyai peranan sangat penting baik dari segi fungsi maupun estetika. gigi yang bagus dan sehat akan membuat orang tampil lebih percaya diri dan tidak terganggu fungsi kesehatannya karena penyakit-penyakit gigi. namun kadang-kadang kita suka lupa untuk melakukan perawatan maupun menjaga kesehatan gigi. perawatan kesehatan gigi ini harus dimulai dari balita sampai orang tua. salah satu kegiatan yang sangat penting dalam merawat dan menjaga kesehatan gigi adalah melakukan penyikatan gigi setiap haru dengan frekuensi 2-5 kali sehari. sikat gigi menggunakan pasta gigi adalah salah satu cara untuk membersihkan plak, lapisan film dari bakteri yang tumbuh pada gigi yang dapat mengakibatkan caries maupun penyakit gusi lainnya dan membuat nafas menjadi segar.

Apakah fluoride itu?
salah satubahan yang sering ditambahkan pada pasta gigi adalah senyawa fluoride yang berguna untuk membuat gigi lebih tahan terhadap kekeroposan atau mencegah gigi berlubang dan juga untuk mendukung remineralisasi. senyawa fluoride adalah salah satu garam fluoride yang banyak terdapat di alam seperti pada air tanah yang digunakan sebagai air minum. banyak tedapat pada minuman bersoda (soft drink), produk ikan dalam kaleng bahkan dalam rokok.

Adakah dampak buruk kelebihan senyawa fluoride terhadap gigi ?
selain kegunaan yang telah dijelaskan ternyata penggunaan dan pemasukan senyawa fluoride yang berlebihan ke dalam tubuh juga mempunyai risiko buruk yaitu diantaranya fluorosis gigi. fluorosis gigi terjadi karena seorang anak menerima terlalu bnayak senyawa fluor selama masa pembentukan gigi yaitu pada periode waktu 3 bulan sampai 8 tahun, sedangkan untuk anak berusia di atas 8 tahun sudah tidak ada risiko seperti ini. fluorosis gigi menyebabkan gigi menjadi keras dan mudah pecah (cracking). bentuk fluorosis yang paling ringan adalah adanya flek atau noda putih kecil-kecil yang tidak terlalu tampak, sedangkan pada kerusakan tingkat sedang dan parah akan menampakkan noda coklat atau hitam, berlubang dan retak pada gigi.



Bagaimana fluoride dalam pasta gigi di atur ?
Indonesia telah menetapkan bahwa jumlah senyawa fluoride yang boleh terkandung dalam pasta gigi tidak boleh lebih dari 0,15% atau 1500 ppm dihitung dari kadar total F (fluor), sedangkan untuk pasta gigi anak-anak kandungan fluoridenya harus kurang dari 0,1% atau 1000 ppm. selain kadar yang dibatasi ada penandaan-penandaan yang harus dicantumkan pada kemasan pasta gigi berfluoride yaitu :
- mengandung senyawa fluoride (misalnya sodium fluoride)
- untuk pasta gigi yang mengandung 0,1-0,15 fluoride kecuali sudah ada penandaan kontra indikasi untuk anak-anak (misalnya : hanya digunakan untuk dewasa, maka wajib mencantumkan : "anak-anak usia 6 tahun dan di bawahnya : gunakan seukuran biji kacang polong (diameter 6 mm) untuk penyikatan gigi yang diawasi untuk memperkecil kemungkinan tertelan. dalam hal asupan fluoride dari sumber lainnya konsultasikan dengan dokter gigi atau dokter". hal tersebut dilakukan mengingat kebiasaan dan budaya kita menggunakan pasta gigi berfluoride bersama-sama untuk seluruh keluarga, dari anak-anak hingga orang tua. sedangkan untuk pasta gigi anak-anak tidak perlu mencantumkan penandaan tersebut bila kandungan fluoridenya kurang dari 0,1% atau 1000 ppm.
Dengan adanya pengaturan ini diharapkan produsen lebih patuh dalam memberikan penandaan pada produknya dan konsumen lebih memperhatikan cara-cara menjaga kesehatan gigi keluarganya terutama anak-anak yang masih dalam masa pertumbuhan gigi.

Kamis, 24 Februari 2011

CARA MEMILIH AIR MINUM DALAM KEMASAN (AMDK) YANG BAIK

AIR MINUM DALAM KEMASAN (AMDK) SEBAGAI MINUMAN SEHARI-HARI
Semakin hari, banyak orang memilih Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) untuk konsumsi sehari-hari, disamping lebih praktis, keamanannya juga tidak diragukan.
Saat ini banyak sekali merk dagang AMDK yang dapat kita temukan di pasaran, baik yang dikemas dalam kemasan plastik seperti cup, botol, gallon maupun dalam kemasan yang terbuat dalam gelas.
APA YANG DISEBUT DENGAN AMDK?
Menurut Permenkes RI No. 4116/Menkes/Per/IX/1990 tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air, yang dimaksud dengan Air Minum adalah air yang kualitasnya memenuhi persyaratan kesehatan dan dapat langsung di minum.
AMDK menurut definisi yang tertera dalam Standar Nasional Indonesia (SNI) adalah air yang telah diolah/diproses, dikemas dan aman diminum.
MENGAPA AMDK AMAN DIMINUM LANGSUNG?
Dalam SK Menperindag No. 167/MPP/Kep/5/1977 tentang Persyaratan Teknis Industri dan Perdagangan AMDK antara lain ditetapkan bahwa :
 Air baku untuk produksi AMDK :
• Harus jernih
• Harus bersih
• Dan harus bebas klorin,
• Boleh bersumber dari :
 Mata air,
 Air bawah tanah
 Atau air PAM
• Sumber air baku harus :
 Dari lokasi yang bersih
 Berjarak minimal 500 meter dari sumber pencemaran
 Mutunya perlu diawasi secara periodik dengan pengujian laboratorium minimal satu kali dalam 3 (tiga) bulan
 Perusahaan industri AMDK wajib :
• Memenuhi SNI dan persyaratan teknis yang telah ditetapkan
• Memiliki laboratorium, minimal laboratorium pengawasan mutu AMDK
 Wajib sesuai dengan SNI yang berlaku :
• Cara pengujian mutu produk wajib dilakukan minimal 6 (enam) bulan sekali
• Mutu/persyaratan produk AMDK
 Kemasan AMDK harus food grade
 Wajib MD

Melihat ketetapan-ketetapan di atas, tidak diragukan lagi AMDK aman diminum secara langsung.




BAGAIMANA MEMILIH AMDK YANG BAIK ?
Dengan banyaknya merk dagang AMDK yang ada, kita bingung untuk menentukan mana yang baik.
Untuk terhindar dari produk AMDK yang tidak aman, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
 Pada label produk AMDK minimal harus mencantumkan :
• Nama jenis produk (AMDK)
• Nama dan alamat perusahaan yang memproduksi
• Volume/netto
• Nama/merk dagang yang harus sudah terdaftar di Departemen Kehakiman RI
• Kode produksi
• No. MD atau No. ML
• No. SNI AMDK yang berlaku
• Tanggal kadaluarsa
 Hindari produk AMDK yang sudah kadaluwarsa
 Periksa apakah kemasan tidak bocor atau pecah